Insomnia

Hi, blog. Selamat malam. Aku ingin bercerita padamu di kegelapan malam ini. Biarlah meski lampu di ruang tamu ini telah dipadamkan abangku, biarlah mereka tidur nyenyak, aku ikhlas menanggung ke-insomniaanku  ini seorang diri. Maka, berbaikhatilah mengikuti ceritaku ini, Blog. Ah, kau memang teman yang paling mengerti, kau tak pernah protes soalku. Kau lebih perhatian ketimbang pacarku itu. Ah, tadi aku bilang apa? Pacar? Oh, itu hanya typo belaka, maksudnya kau lebih mengerti aku ketimbang Abu Meong kucing peliharaanku itu. 

Mari bercerita.
Hari-hari belakangan ini aku susah sekali tidur. Entahlah apa sebabnya. Aku sudah mencoba mengambil air wudu' sebelum tidur, namun hasilnya masih saja nihil. Berdoa pun tidak lupa. Tapi mata masih bertepuk sebelah tangan dengan tubuh yang sudah minta diistirahatkan. Lebih parah lagi, mataku terpejam sampai pagi tapi aku merasa tidak seperti tidur. Pikiranku masih aktif memikirkan banyak hal.



Inikah ciri insomnia yang sesungguhnya? Aku tidak tahu apa penyebab pasti keanehan yang kualami ini, Blog. Hanya saja belakangan aku terlalu was-was akan ujian SBMPTN yang tidak lama lagi akan kuhadapi. Pikiran yang muncul saat aku berusaha tidur pun adalah mengenai tes tertulis itu. Entah kepikiran soal materi yang masih banyak yang tak kukuasai, entah lantaran kegelisahan atas jurusan yang telah kupilih, yang jelas aku pusing. Lebih kesal lagi, dengan pola tidur tak teraturku ini, aku jadi sulit bangun untuk tahajud. Masalahnya adalah aku menjadwalkan diri bangun pukul 03.30 sedangkan saat-saat itu, dimana kantuk mulai menyerang, dan aku kesulitan mengontrolnya, alhasil aku tidak dapat tahajud. 

Rasanya pingin marah, tapi pada siapa. Jadi, di saat-saat seperti itu aku mencari aktivitas yang bisa membuatku produktif dengan waktu yang ada. Seperti menghadap dirimu, dan menulis keluh kesahku tapi aku jadi ingin meniru pengalaman yang satu ini. Ya, bicara soal pengidap insomnia yang produktif mengingatkanku pada kak Ikal dalam Laskar Pelangi, kak Ikal juga pernah menceritakan dirinya yang insomnia  seperti yang kualami. Ini bukti penampakan itu...

 Baiklah, blog, seperti yang telah kukatakan tadi, aku ingin meniru pengalam kak Ikal dulu ya. Wah terima kasih sudah mengikuti ceritaku. Nanti pun, kalau aku kelelahan belajar, aku juga akan membuka buku Seandainya Mereka Bisa Bica via telepon pintar, hehe. James Herriot dan Pak Cik Andrea sama mengagumkannya. 

Dahhh. Oh blog, barang kali ini posting terakhirku di bulan ini, tapi nanti sebelum Mei habis, kalau ada waktu aku menulis lagi deh. Oke, selamat malam. Jangan merindukan aku. Kalau rindu, wa aja, haha.

Komentar