Wahai Tuan tenaglah sebentar
Aku ingin belajar
Menjadi sepandai yang aku bisa
Mungkin tak ada sehebat dia
Atau melampaui yang kau bisa
Biarkan, biarkan
Kau membawaku mengenal Brawijaya
Kau membawaku tetap berkawan dengan pena
Kau memperkuat barisan mimpi-mimpiku terus bertahan
Bahkan aku mampu menyerang lebih dalam
Sampai kubuat repot barisan rasa malas dan putus asa
Akan selalu begitu sampai gol tak terkalahkan
“Apa dia mengenalmu?” Kawanku bertanya
“Bahkan kau tak pernah ada dalam ingatannya.”
Kulihat kekaguman telah membawaku sampai di sini
Kulihat cinta telah mengajariku berpuisi
Kulihat ilmu tumbuh dari April sampai April
“Tidakkah kau bersedih, Kawan?” tanya kawanku
Tidak, karena ilmu juga kawanku
Menjadi sepandai yang aku bisa
Mungkin tak ada sehebat dia
Atau melampaui yang kau bisa
Biarkan, biarkan
Kau membawaku mengenal Brawijaya
Kau membawaku tetap berkawan dengan pena
Kau memperkuat barisan mimpi-mimpiku terus bertahan
Bahkan aku mampu menyerang lebih dalam
Sampai kubuat repot barisan rasa malas dan putus asa
Akan selalu begitu sampai gol tak terkalahkan
“Apa dia mengenalmu?” Kawanku bertanya
“Bahkan kau tak pernah ada dalam ingatannya.”
Kulihat kekaguman telah membawaku sampai di sini
Kulihat cinta telah mengajariku berpuisi
Kulihat ilmu tumbuh dari April sampai April
“Tidakkah kau bersedih, Kawan?” tanya kawanku
Tidak, karena ilmu juga kawanku
Komentar
Posting Komentar