Aih, Kawan, rasa ini benar-benar menyiksaku. Sungguh.
Kau tahu Kawan, tak sekalipun pernah aku menyimpan perasaan pada siapapun semenjak kejadian itu.
Iya, kejadian yang telah ku kubur dalam-dalam dari ingatan.
Tapi, ada seorang tak bertanggungjawab membawa ingatanku menjemput ingatan kelam itu kembali.
Tak akan aku memberitahumu soal kejadian itu.
Tak akan.
Tapi, aku selalu tahu, kalau kau selalu saja ingin tahu. Kau memang suka begitu.
Baiklah Kawan, kan kuberi tahu sesuatu padamu,
Dia adalah seseorang yang terakhir kali aku jatuh cintai, ya terakhir kali.
Dua tahun lalu kurang lebih. Tapi dia telah melakukan kesalahan terbesar, secepat cahaya kilat memancar, secepat itu pula dia berhasil mengubah rasa cinta yang tulus menjadi batuan benci yang keras. Sejak kejadian itu, tak pernah lagi ku buka hati untuk sembarang orang. Aku telah mensugesti diriku sendiri bahwa cinta yang berkelas nanti, tak akan pernah aku dapati saat ini, tetapi nanti saat aku sudah jadi manusia, manusia seutuhnya. Ya, aku belum manusia. Kusadari itu. Ah? Apa? Aihh, bukan itu maksudku Kawan, maksudku akan ku tunggu nanti saat tepat untuk kutemui nama seorang yang telah Tuhan tulis dalam bukunya. Saat aku benar-benar memilih untuk dewasa dalam keimanan.
Tetapi Kawan, aku sendiri heran, sangat heran, ada orang yang tak aku mengerti mengalahkan sugestiku, mengalahkan ketertutupan hatiku yang telah begitu lama tak dimasuki siapapun, dan orang itu bisa begitu cepat masuk ke dalam sana, iya ke dalam sana. Ruangan gelap, senyap, yang tersisa hanya rontokan masa silam. Ajaib sekali orang itu. Magis.
Nah, sekarang Kawan, akan kuberitahu padamu soal perasaanku sekarang ini.
Anggaplah saja kusedang tulis catatan ini untuknya, untuknya ya, bukan buat kamu, Kawan. :p
Tak pernah lagi aku mampu memandangmu lebih lama.
Tak pernah lagi seperti dulu merasa biasa.
Kini semua telah berbeda
Ada suatu rasa yang lain dari saat pertama kita berjumpa
Saat itu
Sungguh aku tak pernah merasa sebegitu bahagia saat kita saling bertatap
Tak pernah merasa begitu sakit saat kau memalingkan pandanganmu
Sekarang selalau saja ada perasaan ganjil
Perasaan itu selalu datang saat aku mulai memikirkanmu, melihatmu, dan mendenngar suaramu
Perasaan yang aku sendiri merasa sulit untuk menafsirkannya
Tapi aku tahu satu hal
Bahwa aku mulai khawatir
Khawatir jika perasaan ganjil in akan membawa kita dalam jarak
Jarak yang sebelumnya telah mulai jauh saat sebelum perasaan tak bertuan itu datang
Terlebih merasa bahaya, jika perasaan yang amat magis ini akan membawa kita dalam jarak yang jauh, yang amat jauh.
...F
Kau tahu Kawan, tak sekalipun pernah aku menyimpan perasaan pada siapapun semenjak kejadian itu.
Iya, kejadian yang telah ku kubur dalam-dalam dari ingatan.
Tapi, ada seorang tak bertanggungjawab membawa ingatanku menjemput ingatan kelam itu kembali.
Tak akan aku memberitahumu soal kejadian itu.
Tak akan.
Tapi, aku selalu tahu, kalau kau selalu saja ingin tahu. Kau memang suka begitu.
Baiklah Kawan, kan kuberi tahu sesuatu padamu,
Dia adalah seseorang yang terakhir kali aku jatuh cintai, ya terakhir kali.
Dua tahun lalu kurang lebih. Tapi dia telah melakukan kesalahan terbesar, secepat cahaya kilat memancar, secepat itu pula dia berhasil mengubah rasa cinta yang tulus menjadi batuan benci yang keras. Sejak kejadian itu, tak pernah lagi ku buka hati untuk sembarang orang. Aku telah mensugesti diriku sendiri bahwa cinta yang berkelas nanti, tak akan pernah aku dapati saat ini, tetapi nanti saat aku sudah jadi manusia, manusia seutuhnya. Ya, aku belum manusia. Kusadari itu. Ah? Apa? Aihh, bukan itu maksudku Kawan, maksudku akan ku tunggu nanti saat tepat untuk kutemui nama seorang yang telah Tuhan tulis dalam bukunya. Saat aku benar-benar memilih untuk dewasa dalam keimanan.
Tetapi Kawan, aku sendiri heran, sangat heran, ada orang yang tak aku mengerti mengalahkan sugestiku, mengalahkan ketertutupan hatiku yang telah begitu lama tak dimasuki siapapun, dan orang itu bisa begitu cepat masuk ke dalam sana, iya ke dalam sana. Ruangan gelap, senyap, yang tersisa hanya rontokan masa silam. Ajaib sekali orang itu. Magis.
Nah, sekarang Kawan, akan kuberitahu padamu soal perasaanku sekarang ini.
Anggaplah saja kusedang tulis catatan ini untuknya, untuknya ya, bukan buat kamu, Kawan. :p
Tak pernah lagi aku mampu memandangmu lebih lama.
Tak pernah lagi seperti dulu merasa biasa.
Kini semua telah berbeda
Ada suatu rasa yang lain dari saat pertama kita berjumpa
Saat itu
Sungguh aku tak pernah merasa sebegitu bahagia saat kita saling bertatap
Tak pernah merasa begitu sakit saat kau memalingkan pandanganmu
Sekarang selalau saja ada perasaan ganjil
Perasaan itu selalu datang saat aku mulai memikirkanmu, melihatmu, dan mendenngar suaramu
Perasaan yang aku sendiri merasa sulit untuk menafsirkannya
Tapi aku tahu satu hal
Bahwa aku mulai khawatir
Khawatir jika perasaan ganjil in akan membawa kita dalam jarak
Jarak yang sebelumnya telah mulai jauh saat sebelum perasaan tak bertuan itu datang
Terlebih merasa bahaya, jika perasaan yang amat magis ini akan membawa kita dalam jarak yang jauh, yang amat jauh.
...F
Komentar
Posting Komentar