Oke,
aku memutuskan tak jadi putus dengannya, aku insaf bahwa selama ini aku terlalu
menguatkan egoku dalam bercinta dan berkeputusan, takku sadari bahwa Kevin
Lucas itu bukan sekedar gaya yang keren atau wajah yang kece, dia juga bisa
menjadi yang terbaik jika kau mampu memperlakukannya dengan baik, dan di
periode ini aku berhasil menaklukkan hatinya, yang selama ini dalam sugestiku,
dia seorang berkeras hati, tapi tidak aku saja yang malah si keras hati.
Mengibakan diri, meratapi nasib karena kenapa aku harus dengannya selama ini,
sudah insaf aku bahwa mungkin aku bisa kembali menjalin hubungan mesra
dengannya.
Aku pun kini mulai bisa mendekati teman-temannya, yang selama ini menurutku selalu memandang senteng kepadaku, seperti orang persukuan Romeo dan Juliet. Aku mulai bisa membaur dengan teman-teman Kevin, aku yang selama ini asing bersama Kevin bila sedang bersama teman-temanya, kini sudah usang bagiku. Aku mulai bisa mencintai Kevin seadanya, dan siap menjalani kehidupan bersama Kevin.
Aku pun kini mulai bisa mendekati teman-temannya, yang selama ini menurutku selalu memandang senteng kepadaku, seperti orang persukuan Romeo dan Juliet. Aku mulai bisa membaur dengan teman-teman Kevin, aku yang selama ini asing bersama Kevin bila sedang bersama teman-temanya, kini sudah usang bagiku. Aku mulai bisa mencintai Kevin seadanya, dan siap menjalani kehidupan bersama Kevin.
Oke, satu
paragraf di atas hanyalah sebuah analogi dari kehidupanku, kehidupanku di
sekolah, kehidupan yang bagiku sebuah kehidupan yang membosankan, orang-orang
yang individual, mereka seperti kapitalis Amerika, padahal mereka mengaku
menganut paham komunis kepada sesama, tapi tetap saja praksisnya mereka itu
komunis. Ya, aku pernah merengek akan bagaimana ketidakbetahannku berada di
dunia akuntansi, ingin aku lari dari semuanya, tetapi konspitasi Tuhan atau
kalian lebih mengenalnya takdir memaksaku untuk tetap bersamanya. Aku mulai
insaf, menyadari kekuranganku di semester lalu, dan merubah sedikit demi
sedikit, dan aku mulai merasakan indahnya SMK itu, berkat ada beberapa yanng
peduli –maksudku kami saling peduli satu sama lain, mereka memandu bagaimana
cara mencinta. Hebat!
Semester ini –lebih tepatnya 1½
semester, aku telah menuai hasil dari benih yang aku semai, penyesalan
pasti ada, tapi tak ada salahnya, musim setiap tahun berganti, aku pun bisa
menyemai benih baru, dengan harapan
dapat menghasilkan sesuatu yang unggul,
meski tanamanku lambat berkembang, tapi aku akan tetap menyemai benih, menunggu
tanaman itu tumbuh dan sama-sama menuai hasil, kawan meski aku telat. Hehe...
-Disadur dari tulisan pribadi penulis idola.
-Disadur dari tulisan pribadi penulis idola.
Komentar
Posting Komentar